Minggu, 12 Februari 2012

Pandangan Al-Ghazali tentang Filsafat

Sosok Al-Ghazali sangat sulit untuk dipisahkan dari filsafat. Baginya, filsafat yang dilontarkan pendahulunya, Al-Farabi dan Ibnu Sina, bukanlah sebuah objek kritik yang mudah, melainkan komponen penting buat pembelajaran dirinya.
Filsafat dipelajari Al-Ghazali secara serius saat dia tinggal di Baghdad. Sederet buku filsafat pun telah ditulisnya. Salah satu buku filsafat yang disusunnya, antara lain, Maqasid al-Falasifa (The Intentions of the Philosophers). Lalu, ia juga menulis buku filsafat yang sangat termasyhur, yakni Tahafut al-Falasifa yang kemudian melahirkan kritik dari Ibnu Ruysd melalui karyanya Tahafut at-Tahafut sebagai sanggahan dari Tahafut al-Falasifah[1].
Pandangan-pandangan Aristoteles, seperti yang dikembangkan oleh al-Farabi dan lbn Sina, sebetulnya dekat dengan pandangan para penulis Islam. Seluruh kesalahan mereka dapat dirangkum dalam dua puluh poin, tiga diantaranya mereka harus dianggap kafir dan tujuh belasnya sebagai bid’ah.
Bagi Al-Ghazali filsafat itu meliputi enam bagian, yaitu ; Matematik (Riyadhiyah), Logika (Mantiqiyah), Fisika (Thabi’iyah), Metafisika (Ilahiyah), Ilmu politik (Siyasah) dan Filsafat moral (Khuluqiyah). Dari keenam filsafat tersebut, sentral filsafat paling penting baginya adalah tentang filsafat moral. Mungkin alasan inilah yang menjadi faktor pendorong baginya menulis magnum opusnya, Ihya Ulum Al-Din, sebuah kitab yang sangat kental nuansa etiknya[2].
Silakan dimanfaatkan sebaik-baiknya... Jangan sungkan menjelajah ke blog utama 
________________________________

[1] Tahafut at-Tahafut merupakan kritik argumentasi terhadap pemikiran filsafat Al-Ghazali, kemudian diikuti dengan kritik dan argumentasi Ibnu Rusyd terhadap pemikiran Al-Ghazali. Misalnya tentang bantahan Ibnu Rusyd terhadap Al-Ghazali tentang Ilmu Allah yang oleh al-Ghazali dianggap haram untuk diperdebatkan. Ibnu Rusyd, Tahafut at-Tahafut, terjemah oleh Khalifurrahman Fth, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm v.
[2] Abdullah, M. Amin, Antara al-Ghazali dan Kant; Filsafat Islam, (Bandung: Mizan, 2002), hlm 36-37.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar