Kamis, 25 April 2013

Pengertian Dajjal dan Berita tentang Dajjal


Dajjal yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Dajjal Akbar yang akan muncul menjelang hari kiamat di zaman Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam.

Pengertian Dajjal berarti “التَّغْطِيَة”, bermakna menutupi. Orang yang berdusta disebut Dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan kebatilan.[1]

Dajjal, Seberat-Beratnya Ujian

Keluarnya Dajjal merupakan di antara tanda datangnya kiamat. Fitnah (cobaan) yang ditimbulkan oleh Dajjal adalah seberat-beratanya ujian yang akan dihadapi manusia.

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan,

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ

"Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal." (HR. Muslim no. 2946) An Nawawi rahimahullah menerangkan, “Yang dimaksud di sini adalah tidak ada fitnah dan masalah yang lebih besar daripada fitnah Dajjal.”[2]

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satu-satunya yang berhak atas pujian kemudian beliau menceritakan Dajjal. Beliau bersabda,

إِنِّى لأُنْذِرُكُمُوهُ ، وَمَا مِنْ نَبِىٍّ إِلاَّ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ ، لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ ، وَلَكِنِّى أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِىٌّ لِقَوْمِهِ ، تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ ، وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ

"Aku akan menceritakannya kepada kalian dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta". (HR. Bukhari no. 3337 dan Muslim no. 169)

Dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا بُعِثَ نَبِىٌّ إِلاَّ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الأَعْوَرَ الْكَذَّابَ ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ

“Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan kaumnya terhadap yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya “KAAFIR”.” (HR. Bukhari no. 7131)


Dajjal Dinamakan Al Masih

Dajjal dinamakan Al Masih karena salah satu matanya terusap/ tertutup (artinya: buta sebelah). Disebutkan pula bahwa ia dinamakan Al Masih karena  dia mengusap/ melewati bumi selama empatpuluh hari.[3]

Al Masih sendiri kadang ditujukan pada orang yang shidiq (jujur) yaitu ‘Isa ‘alaihis salam dan kadang pula Al Masih dimaksudkan untuk orang yang sesat lagi dusta yaitu Dajjal yang matanya buta sebelah.[4]


Berita Tentang Kemunculan Dajjal adalah Berita Mutawatir

Sebagian hadits mengenai Dajjal telah dikemukakan di atas. Sebagian lainnya akan kita temukan pada bahasan selanjutnya mengenai Dajjal. Intinya, semua hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa di akhir zaman, akan muncul Dajjal. Berita tentang Dajjal ini diriwayatkan dalam riwayat yang amat banyak, sampai derajat mutawatir. Hadits-hadits yang membicarakan tentang Dajjal pun berasal dari kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Oleh karena itu, orang yang meragukan tentang hal ini, dialah yang sungguh aneh.

Al Qodhi mengatakan, “Hadits-hadits yang disebutkan oleh Imam Muslim dan selainnya mengenai kisah Dajjal benar-benar sebagai hujjah bagi madzhab yang berada di atas kebenaran bahwa Dajjal benar adanya. Dajjal adalah benar-benar manusia. Allah mendatangkannya untuk menguji para hamba-Nya. Allah memberikan pada Dajjal berbagai ilahiyah (ketuhanan), yaitu dengan menghidupkan mayit yang sebelumnya ia matikan, menumbuhkan tanaman, menyuburkan tanah dan kebun, menjadikan api dan dua macam sungai. Kemudian Dajjal pun akan mengeluarkan berbagai macam perbendaharaan di dalam bumi, ia akan menurunkan hujan dari langit, dan tanah pun akan tumbuh tanaman. Ini semua dilakukan atas kuasa dan kehendak Allah. Kemudian setelah itu, Allah Ta’ala membuat ia tidak bisa berbuat apa-apa. Namun tidak ada yang bisa membunuh Dajjal dan menghancurkan berbagai urusannya melainkan ‘Isa ‘alaihis salam. Allah pun akhirnya mengokohkan hati orang beriman. Inilah madzhab Ahlus Sunnah, keyakinan para pakar hadits, para fuqoha dan para ulama peneliti lainnya.”[5]

Mengapa Berita Tentang Dajjal Tidak Disebutkan dalam Al Qur’an?

Ada beberapa versi jawaban yang dapat diberikan dalam hal ini:

Pertama, Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا

“Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri.” (QS. Al An’am: 158). Padahal dalam hadits disebutkan,

ثَلاَثٌ إِذَا خَرَجْنَ (لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ) الآيَةَ الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِنَ الْمَغْرِبِ أَوْ مِنْ مَغْرِبِهَا

“Tiga tanda, jika semuanya telah terjadi, maka tidak akan berguna lagi keimanan seseorang sebelumnya, yaitu; keluarnya Dajjal, binatang melata, dan terbitnya matahari dari barat atau dari tempat terbenamnya” (HR. Tirmidzi no. 3072 dan Ahmad 2/445).

Kedua, Al Qur’an sendiri mengisyaratkan bahwa ‘Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman seperti pada firman Allah Ta’ala,

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya.” (QS. An Nisa': 159). Dan pada firman Allah Ta’ala,

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ

“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (QS. Az Zukhruf: 61). Jika benar Isa akan turun di akhir zaman dan misi beliau adalah membunuh Dajjal, maka cukup dengan kita menyebut turunnya Isa, itu menandakan akan munculnya Dajjal. Apalagi antara Isa dan Dajjal sama-sama disebut Al Masih.

Inilah di antara alasan mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Al Qur’an sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani.[6]

Alasan ketiga yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

Ketiga: Berita tentang Dajjal juga sudah disebutkan dalam ayat Al Qur’an,

لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ghofir/Al Mu’min: 57) Yang dimaksud dengan penciptaan manusia di sini adalah Dajjal. Sebagaimana yang mendukung hal ini adalah hadits,

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ

"Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal." (HR. Muslim no. 2946)

Mengenai surat Ghofir ayat 57, Al Baghowi mengatakan:
 “Sebagian ulama mengatakan: yaitu yang lebih besar dari ujian dari Dajjal. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, yaitu orang Yahudi yang selalu memperdebatkan tentang Dajjal.”[7]


Footnote:

  1. Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, 1392 H.
  2. Al Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor, Darun Nafais-Maktabah Al Falah, cetakan keempat, 1411 H.
  3. Asyotusy Sya’ah, ‘Abdullah bin Sulaiman Al Ghofili, Kementrian Urusan Islamiyah, Waqof, Dakwah, dan Irsyad, Kerajaan Saudi Arabia, cetakan pertama, 1422 H.
  4. Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma’rifah, 1379 H.
  5. Lisanul ‘Arob, Muhammad bin Makrom bin Manzhur Al Afriqi Al Mishri, Dar Shodir, cetakan pertama.
  6. Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma’rifah, 1379 H.
  7. Ma’alimut Tanzil, Al Husain bin Mas’ud Al Baghowi, Dar Thoyibah, cetakan keempat, tahun 1417 H.

Sabtu, 20 April 2013

Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa DIET

Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa DIET - Untuk melakukan program pelangsingan tubuh bisa dengan Memperbanyak aktivitas atau berolah raga ini adalah  cara terbaik untuk membakar kalori dan meNgurangi BB. Namun bagi sebagian orang yang tidak mempunyai banyak waktu, cara tersebut tidak bisa menjadi pilihan utama. dan berikut ada 5 tips usaha dalam menurunkan BB anda tanpa harus melakukan diet yang ketat atau berolahraga,

#1. Minumlah Teh Hijau

Teh hijau ini mengandung polyphenol dalam tingkat yang sangat tinggi. Studi menunjukkan bahwa tingkat tinggi polyphenol dalam teh hijau meningkatkan sistem metabolisme tubuh hingga 4 persen. Metabolisme yang lebih cepat membantu tubuh melepaskan lebih banyak lemak dan kalori.

#2. Makan Lebih Banyak Protein

Makan-makanan yang tinggi akan protein juga dapat mempercepat laju metabolisme dengan mendukung massa otot. Dikutip WebMD, protein membantu membangun otot dan otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak.Protein juga bekerja sebagai penekan nafsu makan dengan membuat Anda merasa kenyang lebih cepat dan lebih lama daripada karbohidrat. Makan protein mengaktifkan hormon alami yang mempromosikan penurunan berat badan, yang disebut PYY. Hormon ini mengurangi rasa lapar. Makanan yang kaya protein misalnya susu, keju,keju, telur, keju cottage, ikan, daging merah, ayam, kacang-kacangan dan biji-bijian.

#3. Jangan Suka Ngemil di Malam Hari

Ada dua teori di balik berat badan dan tidur. Salah satunya adalah bahwa Anda benar-benar tidak aktif ketika tidur dan tidak dapat membakar makanan terakhir, jadi lebih cenderung disimpan sebagai lemak.Teori lainnya adalah bahwa tetap terjaga sampai larut malam menyebabkan hasrat ingin makan karbohidrat dan makanan manis semakin besar karena tubuh dirancang untuk tidur di malam hari.

#4. Minum Air Es

Banyak yang tahu bahwa minum delapan gelas air sehari bermanfaat untuk kesehatan dan membantu dalam penurunan berat badan, tetapi sedikit yang mengetahui manfaat tambahan minum air es. Penelitian terbaru menunjukkan minum air es bisa membakar kalori dengan meningkatkan laju metabolisme.

#5. Stop Makan Secara Emosional

Tahukah anda bahwa Emosi ternyata dapat memicu rasa lapar dan keinginan makan lebih banyak dari kebutuhan yang dibutuhkan tubuh kita. Stress, kesedihan, kebosanan, kecemasan dan kemarahan dilaporkan sebagai penyebab makan secara emosional. Kenalilah rasa lapar yang disebabkan oleh sinyal tubuh atau hanya berupa emosi belaka.

Selamat mencoba dan SEMOGA SUKSES!!.

Sumber:  www.voa-islam.com

Rabu, 17 April 2013

Relevansi Kisah dalam Al Qur’an dengan Sejarah Peradaban Dunia

Relevansi Kisah dalam Al Qur’an dengan Sejarah Peradaban Dunia; Kisah-kisah dalam al Qur’an tentu saja berbeda dengan cerita atau dongeng umumnya, karena karakteristik yang terdapat dalam masing-masing kisah. Fenomena kisah-kisah dalam al-Qur’an yang diyakini kebenarannya sangat erat kaitannya dengan sejarah. Menurut asSuyuthi kisah dalam al Qur’an sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengingkari sejarah lantaran sejarah dianggap salah dan membahayakan al qur’an. Kisah-kisah dalam al Qur’an merupakan petikan-petikan dari sejarah sebagai pelajaran kepada umat manusia. Hal ini dapata dilihat bagaimana al Qur’an secara eksplisit berbicara tentang pentingnya sejarah, sebagaimana tertera dal al Qur’an surat Ali Imron ayat 140 yang berbunyi :
(وتلك الايام تدا ولها بين الناس)
Dan masa kejayaan dan kehancurang itu, kami pergilirkan di antara manusia

Manna’ al Qaththan, menyatakan bahwa kisah-kisah dalam al-Qur’an merupakan karya seni yang tunduk kepada daya cipta dan kreatifitas yang dipatuhi oleh seni, tanpa harus menguranginya sebagai kebenaran sejarah. Ia sejalan dengan kisah seorang sastrawan yang mengkisahkan suatu peristiwa secara artistik. Bahwa al Qur’an telah menciptakan beberapa kisah dan ulama-ulama terdahulu telah berbuat salah dengan menganggap kisah Qur’ani sebagai sejarah yang dapat dipegangi. [Manna’ al-Qattan, Mabahist fi Ulum al-qur’an, t.tp, t.tp, hlm. buka sendiri ya, pada bab Qasas al-Qur'an]

Kisah-kisah yang ada dalam al Qur’an tentu saja tidak dapat dianggap semata-mata sebagai dongeng. Apalagi al Qur’an adalah kitab suci yang berbeda dengan bacaan lainnya. Memang sering timbul perbdebatam, apakah kisah-kisah tersebut benar-benar memiliki landasan historis atau sebaliknya, sebagai kisah yang ahistoris, sejauh manakah posisi al Qur’an dalam memandang sejarah sebagai suatu realitas.

Sebagai kitab suci, al Qur’an bukanlah kitab sejarah, sehingga tidaklah adil jika al Qur’an dianggap mandul hanya karena kisah-kisah yang ada didalamnyatidak dipaparkan secara gamblang. Akan tetapi berbeda dengan cerita fiksi, kisah-kisah tersebut tidak didasarkan pada khayalan yang jauh dari realitas. Melalui studi yang ,mendalam, di antara kisahnya dapat ditelusuri akar sejarahnya, misalnya situs-stus sejarah bangsa Iran yang diidemtifikasikan sebagai bangsa Ad dalam kisah al-Qur’an. Di samping itu memang terdapat kisah-kisah yag sulit untuk dideteksi sisi historisnya seperti peristiwa Isra’ Mi’raj dan kisah Ratu Saba’. Karena ini sring disinyalir bahwa kisah-kisah dalam al Qur’an itu ada yang historis dan ada pula yang ahistoris.

Meskipun demikian pengetahuan sejarah adalah sangat kabur dan penemuan-penemuan arkeologi untuk dijadikan bahan pnyelidikan menurut kaca mata pengetahuan modern, misalnya mengenai raja-raja Israil yang dinyatakan dalam al Qur’an. Karena itu sejarah serta pengetahuan lainnya tidaklah lebih merupakan sarana untuk mempermudah usaha memahami al Qur’an. Kisah itu adalah bagian dari ayat-ayat yang dituturkan dari sisi yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Namun untuk mengetahui sejarah dan kisah yang ada dalam al-Qur’an itu tidak mudah. Perlu ditelusuri kapan terjadinya dan di mana. Siapa saja yang teerlibat dalam peristiwa tersebut. Hal itu untuk memberikan informasi atau keterangan yang jelas yang tidak menyimpang, sehingga sesuai dengan kondisi masyarakat pada waktu itu, baik pada masa pra Islam atau sesudah Islam.

Kondisi sejarah pra Islam masih banyak diliputi kekaburan informasi, terselimuti kegelapan, sehingga tidak ada satu riwayat pun yang bisa dipercaya untuk mengetahyui secara utuh biografi tokoh-tokoh sanad (jalur informasi) nya dan tidak ada yang mutawatir, sehingga dinilai lebih utama. Namun kondisi dunia telah berubah setelah duturnkannya al Qur’an secara bertahap, sehingga mulailah permulaan sejarah manusia. Hal inilah yang tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam al Qur’an itu tidak hanya menceritakan kisah/sejarah pada masa Islam tersebar tetapi sebelum Islam datang.

Kisah tidak bermaksud mengajarkan peristiwa-peristiwa sejarah seperti halnya buku-buku sejarah. Yang sangat dipentingkan oleh kisah al-Qur’an adalah memberi nasehat, bukan mensejarahkan perorangan atau golongan bangsa-bangsa.

Namun, jika dalam memahami kisah-kisah al Qur’an harus dipakai metode sejarah selengkap-lengkapnya, sperti kalau memahami dokumendokumen sejarah, maka akan banyak dihadapi kesulitan-kesulitan, maka banyak ulama dan mufassir yang menganggap kisah-kisah al Qur’an sebagai ayat-ayat mutasyabihat. [A. Hanafi, Segi-segi Kesusasteraan Pada kisah-kisah Al Qur’an, Pustaka al Husna, Jakarta, 1983, hlm. 26]

Al Qur,an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa secara kronologis dan tidak memaparkannya secara terperinci. Hal ini sebagai peringatan tentang nerlakunya hokum Allah dalam kehidupan social serta baik dan buruk dalam kehidupan manusia.

Wallahu a'lam bi al-shawab.



Anda sedang membaca
Relevansi Kisah dalam Al Qur’an dengan Sejarah Peradaban Dunia

Selasa, 16 April 2013

Hikmah dan Tujuan Kisah dalam Al Qur’an

Kisah-kisah dalam al qur’an secara umum bertujuan kebenaran dan semata-mata tujuan keagamaan. Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang ada maka tujuan-tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
  1. Salah satu tujuan cerita itu adalah menetapkan adanya wahyu dan kerasulan
  2. Menerangkan bahwa agama semuanya dari Allah, dari masa nabi Nuh sampai dengan masa Nabi Muhammad saw, bahwa kaum muslimin semuanya merupakan satu umat , bahwa Alah Yang Maha Esa adalah Tuha bagi semuanya .
  3. Agama itu semuanya adasrnya satu dan itu semuanya dari Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Menerangkan bahwa cara yang ditempuh oleh nabi-nabi dalam berdakwah itu satu dan sambutan kaum mereka terhadap dakwahnya itu juga serupa.
  5. Menerangkan dasar yang sama antara agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dengan agama nabi Ibrahim As, secara khusus dengan agama-agama bangsa-bangsa Israel pada umumnya dan menerangkan bahwa hubungan ini lebih erat daripada hunbungan yang umum antara semua agama. [Muhammad Chrizin, al-Qur’an dan Uluml Qur’an, Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1998, hlm. 120-121]
Hikmah paling utama dan pelajaran paling penting yang dapat diambil dari kisah al Qur’an adalah peringatan tentang berlakunya hukum Allah dalam kehidupan sosial serta pengaruh baik dan buruk dalam kehidupan manusia. Salah satu yang diperhatikan yaitu kenyataan adanya perbedaan mencolok antara kisah dalam al Qur’an dengan kisah yang diketengahkan oleh para ahli tafsir.[Asy-Syurbashi, Sejarah Tafsir Al-Qur’an, Pustaka Firdaus, Jakarta, cet.I, 1994, hlm. 60] Kisah-kisah al Qur’an bersifat pasti dan tidak mungkin disangkal. Sedangkan kisah-kisah al Qur’an dari para ahli tafsir ada yang benar, tapi ada pula yang mengandung unsur kebohongan. Tinggal bagaimana kita menyikapi masing-masing penafsiran.
Kisah dalam al Qur’an mengandung beberapa hikmah yang dapat diambil sebagai pelajaran. Faedah itu antara laian adalah :

  1. Menjelaskan dasar-dasar dakwah Allah dan menerangkan pokok-pokok syariat yang disampaikan para Nabi
  2. Memantapkan hati Rasulullah saw dan umatnya dalam mengamalkan agama Allah (Islam) dan menguatkan kepercayaan para mukmin tentang akan datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-orang yang sesat.
  3. Mengabadikan usaha-usaha para nabi dan peringatan bahwa para nabi terdahulu adalah benar.
  4. Menampakkan kebenaran nabi Muhammad saw, dalam dakwahnya, dengan tepat beliau menerangkan keadaan umat-umat terdahulu
  5. Menyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab yang telah menyembunyika isi kitab mereka yang murni dan mengoreksi pendapat mereka
  6. Menanamkan akhlakul karimah dan budi yang mulia
  7. Menarik perhatian para pendengar yang diberikan pelajaran kepada mereka
  8. Menanamkan pendidikan akhlakul karimah dan mempraktekkannya, karena keterangan kisah-kisah yang baik itu dapat meresap dalam hati nurani dengan mudah dan baik, serta mendidik untuk meneladani yang baik dan menghindari yang jelek. [Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu, Surabaya, 2000, hlm. buka sendiri di perpus ya]
Sayid Qutub menerangkan tentang kisah-kisah dalam al Qur’an secar umum bertujuan akan kebenaran dan semata-mata tujuan keagamaan. Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang ada maka tujuan-tujuan tersebut dapat dirnici sebagai berikut :
  1. Salah satu tujuan cerita itu adalah menetapkan adanya wahyu dan kerasulan
  2. Menerangkan bahwa agama semuanya dari Allah, dari masa Nabi Nuh sampai denan masa Nabi Muhammad saw, bahwa kau muslimin semuanya merupakan satu umat, bahwa Allah Yang Maha Esa adaalah Tuhan bagi semuanya.
  3. Agama itu semuanya dasarnya satu dan itu semuanya dari Tuhan Yang Maha Esa
  4. Menerangkan bahwa cara yang ditempuh oleh Nabi-Nabi dalam berdakwah itu satu dan sambutan kaum mereka terhadap dakwahnya itu juga serupa.
  5. Menerangkan dasar yang sama antara agama yang diajarkan oleh Nabi Mauhammad dengan agama Nabi Ibrahim as, secara khusus , dengan agama-agama bangsa Israil pada umumnya dan menerangkan bahwa hubungna ini lebih erat dari pada hubungan yang umum antara semua agama. [Sayyid Qutub, Seni Penggambaran Dalam Al-Qur’an, terj. Chadijah Nasution, Nur Cahaya, Yogyakarta, 1981, hlm. 138]
Anda sedang membaca artikel tentang Hikmah dan Tujuan Kisah dalam Al Qur’an

InsyaAllah artikel selanjutyna tentang:
Relevansi Kisah Dalam Al Qur’an dengan Sejarah Peradaban Dunia

Baca juga artikel sebelumnya: [Kisah Dalam Al Qur’an]


Minggu, 14 April 2013

Kisah dalam AL QUR’AN

Pengertian Kisah Dalam Al-Qur’an

Kisah berasal dari kata al qassu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Dikatakan (قصصت اثره) artinya “saya mengikuti atau mencari jejaknya” Kata al-qasas adalah bentuk masdar.
Firman Allah dalam al Qur’an surat al-Kahfi ayat 64:
(فارتدا على اثارهما قصص ا)
artinya: "lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula"

Maksud dari ayat tersebut adalah, kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang. Dan firman-Nya melalui lisan ibu Musa yang terdapat dalam al Qur’an surat Al qasas ayat 11 :
(وقا لت لاخته قصيه)
"Dan katakanlah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan , ”ikutilah dia” Maksudnya adalah ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang mengambilnya.

Qasas berarti berita yang berurutan. Firman Allah:
(ان هذا لهو القصص الحق) 
"sungguhnya ini adalah berita yang benar"
(لقد كان فى قصصهم عبرة لاولى الالباب)
"sesungguhnyaberita mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal" [Manna’ al-Qattan, Mabahist fi Ulum al-qur’an, t.tp, t.tp, hlm. 305]

Dari segi istilah, kisah berarti berita-berita mengenai suatu permasalahan dalam masa-masa yang saling berturut-turut. [Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Dasar-dasar Penafsiran Al-Qur’an, Terj. S. Agil Husain Munawar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Dina Utama, Seamarang, t.th., hlm. 70]

Sementara Muhammad Kamil Hasan memberi definisi kisah adalah sarana untuk menekankan penglaman hidup seseorang atau sebagiannya, meliputi suatu peristiwa atau sejumlah peristiwa yang mempunyai hubungan runtun dan harus mempunyai pendahuluan dan penutup. [Muhammad Kamil Hisan, Al-Qur’an wa al Qishshat al Hidayat, Daar al Buhus al-Ilmiyyat, Beirut, 1970, hlm. 9]


Kisah dalam al Qur’an adalah pemberitaan Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona. [Manna’ al-Qattan, Mabahist fi Ulum al-qur’an, t.tp, t.tp, hlm berapa ya? buka sendiri bab Qasas al-Qur'an lho kawan]


Mari menganalisis beberapa referensi di atas!

Al Qur’an menceritakan beberapa kejadian masa lalu, tentang umat-umat manusia masa lalu dan syariat-syariatnya yang terhapus, orang hampir tidak ada yang mengetahui kisah tersebut.
Di dalam al Qur’an, kisah seringkali digunakan sebagai media untuk menyampaikan ajaran, bahkan ada beberapa surat secara dominan menyajikannya. Kisah dalam al Qur’an bukan merupakan karya sastra yang bebas, baik dalam tema, teknik pemaparan ataupun seting peristiwaperistiwanya. Sebagaimana terdapat dalam kisah pada umumnya, melainkan sebagai suatu media al Qur’an untuk menacapai tujuan yang
mulia.
Tema, teknik pemaparan dan seting peristiwa kisah-kisah dalam al Qur’an senatiasa tunduk kepada tujuan keagamaan, mampu ketundukan ini tidak menghalangi munculnya karakteristik seni dalam pemaparannya, sehingga kisah ini dalam al Qur’an merupakan paduan antara aspek seni dengan aspek keagamaan.

Rangakaian kisah dalam al Qur’an diungkapkan untuk menguraikan ajaran-ajaran keagamaan, serta menggambarkan akibat bagi yang menentangnya. Hal ini merupakan salah satu keistimewaan dan kekuatan al Qura’n sebagai sesuatu yang pernah terjadi di muka bumi. Di samping mengangkat peristiwa silam lewat rangkaian kisah, al Qur’an juga mengungkapkan peristiwa yang akan terjadi, baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Berbagai cara dan upaya dilakukan dalam menjelaskan suatu kisah dengan maksud memberi isyarat kepada manusia bahwa yang ditujunya adalah menanamkan rasa takut terhadap siksaan Allah bagi orang-orang  yang mendustakan-Nya, sehingga al Qur’an dengan kisah itu bukan mengajarkan peristiwa-peristiwa sejarah, tetapi menyampaikan pesan al Qur’an bahwa manusia tidak dibenarkan mendustakan Allah dan bagi yang mendustakan Allah akan diberikan-Nya azab yang pedih.


Macam-macam Kisah Dalam Al Qur’an

Di dalam al Qur’an banyak dikisahkan beberapa pristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah. Dari al Qur’an dapat diketahui beberapa kisah yang pernah dialami orang-orang sejak nabi Adam. Selain itu, al Qur’an juga menceritakan beberapa peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah saw, seperti beberapa peperangan.

Kisah dalam al Qur’an diklasisfikasikan menjadi beberapa macam.
1. Dari Segi Waktu
2. Dari Segi Materi


1. Dari Segi Waktu
Di tinjau dari segi waktu, kisah-kisah dalam al Qur’an ada tiga tahap, yaitu :

a. Kisah hal gaib yang terjadi pada masa lalu. Contohnya kisah tentang dialog malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah di muka bumi.[QS. al-Baqarah: 30]
b. Kisah gaib yang terjadi pada masa kini. Contohnya kisah tentang turunnya malaikat-malaikat paa malam laiklatul qadar. [QS. al-Qadr]
c. Kisah hal gaib yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Contohnya kisah tentang Abu Lahab kelak di akhirat. [QS. al-Lahab]



2. Dari Segi Materi

Ditinjau dari segi materi kisah kisah dalam al Qur’an ada tiga tahap, yaitu :

a. Kisah-kisah Para Nabi

Kisah ini mengandung dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizatnya yang memperkuat dakwah serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan.[Muhammad Chrizin, Al-Qur’an dan Uluml Qur’an, Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1998, hlm. 119] Adapun Nabi Muhammad saw menyampaikan kisah terdahulu kepada kaum muslimin dari wahyu, bukan melalui proses belajar.
Walaupun menegerti bahwa Nabi Muhammad saw adalah orang yang buta huruf, mereka silih berganti menanyakan tentang kisah-kisah kepada beliau, yang tidak mereka ketahui. Dalam menceritakan tentang kisah-kisah para Nabi, ini biasanya mempunyai pengikut masing-masing sesuai zaman yang mereka alami pada waktu yang berbeda dan para Nabi di sini tidak hanya berperan sebagai dai saja, namun beliau juga bergerak dalam segala kepemimpinan, baik dalam bidang keagamaan. Dari banyaknya kisah para Nabi ini kita dituntut untuk mengambil suatu pelajaran yang merupakan suatu peristiwa besar dalam menjalankan syiar
agama. Contohnya kisah Nabi Adam, Hud, Luth dan lain-lainnya. [Ahmad Syadzali, Ulumul Qur’an II, Pustaka Setia, Bandung, cet. I, 1997, hlm. 27-30]



b. Kisah Tentang Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau yang tidak dapat dipastika kenabiannya (menyangkut pribadi-pribadi dan golongan-golongan dengan segala kejadiannya yang dinukil Allah untuk dijadikan pelajaran).
Al Qur’an mengkisahkan sekian banyak peristiwa masa lampau. Harus diakui bahwa sebagian dari kisah-kisahnya tidak atau belum dapat dibuktikan kebenarannya hingga kini. Tetapi sebagian lainnya telah terbukti, antara lain melalui penelitian arkeologi. Sekian banyak yang belum terbukti, namun tidaklah wajar menolak kisah-kisah lain tersebut hanya dengan alasan bahwa kisah itu belum terbukti karena apa yang belum terbukti
kebenarannya juga belum terbukti kekeliruannya. Banyak kisah al Qur’an tentang hal ini, baik dari segi pembangkangan terhadap Allah dan utusan-utusan-Nya. Contoh tentang kisah ini adalah kisah Luqman, Dzul Qarnain, ashabul Kahfi, Thalut dan Jalut, Ashabul Ukhdud, Habil dan Qabil, dan lain-lain.


c. Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa Rasulullah saw


Kisah yang terjadi pada masa Rasulullah saw ini biasanya ada runtutan perjalanan yang tidak lepas dari hijrah Nabi Muhammad saw sampai jazirah Arab. Contohnya tentang Ababil dan hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
Al Qur’an memandang kenabian sebagai fenomena yang bersifat universal. Di setiap pelosok dunia pernah tampil seorang rasul Allah, baik yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan dalam al Qur’an, sehingga kisah dalam al Qur’an merupakan peristiwa yang terjadi sesuai dengan situasi dan tempat para Nabi dalam mengajarkan risalah.

Di antara metode pengajaran yang ada dalam al Qur’an ialah bahwa suatu kisah yang panjang dirangkum dalam beberapa kalimat sederhana lalu dirinci sesuai alurnya. Sesuatu yang penting diungkapkan mulai dari tingkatannya yang rendah ke yang lebih tinggi. [Syaikh abdurrahman Nashir al-Sa’adi, 70 Kaidah Penafsiran Al-qur’an, Pustaka Firadus, Jakarta, cet. I, 1997, hlm. 179] Kaidah ini sangat penting terutama kita dapat temukan dalam al Qur’an sebagai rincian yang akan dihasilkan suatu penjelasan yang sempurna dala meneritakan kisah dlam al Qur’an, baik tentang kisah-kisah para Nabi mapun umat-umat terdahulu.





Anda sedang membaca [Kisah Dalam Al Qur’an]


InsyaAllah artikel selanjutnya tentang:
Hikmah dan Tujuan Kisah dalam Al Qur’an
Relevansi Kisah Dalam Al Qur’an dengan Sejarah Peradaban Dunia

Selasa, 09 April 2013

5 tips Kecantikan Alami Tanpa Kosmetik

5 tips Kecantikan Alami Tanpa Kosmetik  | Cantik itu ada DUA macam: Cantik Alami dan Cantik Usaha. Sebagai bentuk rasa syukur dan penambah rasa percaya diri. Menjadi cantik yang berkualitas bukan hanya membuat diri anda memiliki daya tarik, tapi juga akan membantu memancarkan kepribadian dan karakter terbaik anda, Karena memang pada kenyataannya, kecantikan itu berhubungan erat dengan PD yang bisa berdampak positif pada segala hal. Nah, jika anda ingin selalu tampil cantik, secantik para bintang atau Selebriti idola anda yang menawan tidak ada salahnya bila anda BACA TERUS ARIKEL DI BAWAH SENYUMAN ROSSA INI....

#1 : Luangkan Waktu Untuk Merasakan Kecantikan

Beristirahatlah yang cukup dan menggunakan busana yang membuat anda merasa CANTIK, ini   akan meningkatkan daya tarik anda. Meskipun anda harus setiap pagi pergi bekerja, Luangkan waktu untuk memijat bagian tubuh dengan body lotion dan menyemprotkan parfum kesukaan anda. Ini merupakan investasi ekstra - yang bagi beberapa perempuan sulit untuk dilakukan, Hayatilah tubuh Anda. Ekspresikan diri anda melalui tubuh.

#2 : Lakukan Perubahan Penting

Jika anda membiarkan sesuatu yang menurut anda belum maksimal atau bukan yang terbaik, Lakukanlah sesuatu untuk memperbaikinya. Misalnya, Jika anda merasa tidak nyaman dengan gigi anda selama bertahun-tahun, cobalah luangkan waktu untuk ke dokter gigi, atau jika pakaian anda selama ini kurang mengesankan, mintalah saran dari seseorang untuk membantu, cara berpakaian anda sehingga anda dapat tampil dengan kualitas fisik terbaik dan tampak hebat tentunya, Orang itu adalah orang yang memahami anggaran dan jiwa anda.

#3 : Ciptakan Bagian Menyenangkan Dalam Rutinitas Kesehatan Anda.

"Senyum efek yang jauh dan merupakan cara cantik yang simple, dan orang akan merasa senang milihat anda tersenyum, dan sering senyum itu juga bisa memberikan efek tak terduga yang akan membahagiankan anda.

#4 : Pelajari Cara Menggoda

Ketika anda mengekspresikan seluruh aspek feminin anda dengan cara menyenangkan, itu akan menjadikan anda penuh pesona, seperti mantera yang membuat hidup lebih menyenangkan. Biarkan sensualitas dan seksualitas anda memancar, maka para pria akan menggambar anda sebagai si Sexy, tak masalah apapun yang anda kenakan "Temukanlah caranya tanpa harus menjadi agresif. Ketika seorang perempuan mengekspresikan energi femini special ini, para lelaki akan memberi respon untuk lebih dekat dengan perempuan Itu.

#5 : Kecantikan Dan Sex

Nah apa hubungannya antara seks dan kecantikan?? mungkin itu yang ada di benak anda saat ini. dan berikut penjelasannya: Apabila perempuan dan pria melakukan hubungan sex, pada saat keduanya mencapai klimaks, maka pembuluh darah akan membesar dan aliran darah akan menjadi lancar, intinya kecantikan terbagi dua, yaitu kecantikan secara fisik yang bisa dikatakan mutlak dan kecantikan dalam atau Inner Beauty. Seks yang baik dalam hubungan pasangan suami istri akan menimbulkan perasaan aman, dicintai, Terlindungi, dan semua ini akan menimbulkan efek perasan BAHAGIA, nah perasaan BAHAGIA inilah yang akan memancarkan kecantikan dalam atau Inner Beauty perempuan, Oleh karena itu penting sekali bagi suami istri untuk bisa melakukan hubungan seks yang baik. Seperti apa hubungan seks yang baik itu??, Hubungan seks yang baik adalah hubungan seks yang seimbang, dimana suami dan istri sama-sama memperoleh kepuasan, Komunikasi yang baik juga bisa menunjang kehidupan seks dalam rumah tangga, untuk itu bila ada hal/masalah yang mengganjal dalam kehidupan seks dalam sebuah rumah tangga tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, ini harus dibicarakan dan diselesaikan, karena kehidupan seks yang kurang baik bisa mengakibatkan perasaan sedih dan menderita dan tentunya ini akan membuat wajah anda terlihat kusam, tidak segar, dan lebih parahnya lagi "ANDA SEPERTI LEBIH TUA DARI USIA ANDA SAAT INI". Nah mungkin selama ini anda tidak pernah terpkirkan, Ternyata kehidupan seks dalam rumah tangga anda Berpengaruh dalam Penampilan Kita.

Jumat, 05 April 2013

Obat Mencret (Diare) alami pada Balita

Obat Mencret (Diare) alami pada Balita. Bila saat ini Bayi Anda sedang mencret atau diare dan Anda ingin mengobati sendiri, berikut ini adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk Membuat Obat Mencret Untuk balita Anda:

Bahan-bahan yang diperlukan adalah :
  • kunyit sebesar 1/2 jari, dibersihkan lalu dibakar, dan dipotong-potong,
  • 7 helai pucuk daun jambu biji,
  • air 2 gelas,
  • garam 1/4 sendok teh,
Semua bahan di atas direbus dengan api kecil hingga mendidih. Setelah dimasak, dinginkan, dan diminumkan airnya pada bayi yang mengalami diare tersebut, 1 sendok teh satu jam sekali.
Dan untuk mengusir gas perutnya terutama di sekitar pusarnya diolesi dengan parutan bawang merah yang sudah diberi minyak telon. Dan untuk anak yang sudah agak besar, boleh juga dengan mengunyah halus pucuk daun jambu biji yang sudah bersih ditambah garam lalu ditelan.

Bila sakit masih berlanjut Silahkan Bawa ke Dokter.

Kamis, 04 April 2013

Gaya Bercinta yang Disuka Pasutri

BercintaCara bercinta - gaya bercinta yang SENSASIONAL Disukai Oleh Pria dan Wanita. Posisi   WOMAN ON TOP merupakan salah satu yang bisa memberikan kepuasan seksual tak terhingga pada perempuan. banyak sekali Wanita bahkan laki-laki sangat menyukai sek pada posisi ini. sebab dalam posisi tersebut akan membuat titik-titik sensitif perempuan akan tersetimulasi dengan baik. salah satunya adalah titik G-Spot yang merupakan pusat kenikmatan perempuan saat berhubungan intim, tak hanya itu lo broo, area Klitorispun ikut TERSTIMULASI :).

Apa G-Spot Itu?

Titik G atau Titik Gräfenberg (bahasa Inggris: G-Spot) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan area di dalam miss. v, yang dilaporkan oleh banyak wanita merupakan titik sensitif yang bila distimulasi dapat menyebabkan gairah yang tinggi, orgasme yang sangat kuat dan ejakulasi wanita. "Titik Grafenberg" biasanya terletak sekitar satu sampai tiga inchi pada bagian atas (anterior) dinding vagina, dan area sensitif yang merupakan bagian dari prostat pada wanita. Juga bisa disebut daerah kecil pada area kemaluan wanita yang terletak di belakang tulang kemaluan dan mengelilingi uretra. Titik ini dinamakan berdasarkan nama seorang ahli kebidanan Jerman, Ernst Gräfenberg. Daerah ini sempat dipercaya sebagai daerah berkas saraf yang mengelilingi dinding vagina, namun kini dilaporkan bahwa titik ini adalah bagian dari spons uretra, di dekat kelenjar Skene yang homolog dengan prostat pada pria. Titik ini juga terletak di ventral dari vagina, di tengah-tengah jarak antara tulang kemaluan dan leher rahim. Ketika titik ini terangsang, maka timbul rasa sensasi seperti rasa buang air kecil, namun bila titik ini bekerja saat berhubungan seks maka akan menjadi rasa kenikmatan seksual (Shibley Hyde, J. and DeLamater, J.D., Understanding Human Sexuality, Eighth Edition (2003)). Bagi beberapa wanita, titik ini dapat menjadi tempat stimulasi utama untuk menuju orgasme saat berhubungan. ( SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Titik_G )

Berbagai Posisi Dalam Bercinta

Dengan melakukan seks posisi diatas, Perempuan juga akan lebih bisa mengontrol kenikmatan yang diinginkannya, Apalagi posisi ini membuat anda seperti sedang mengambil alih "PERMAINAN" Laki-laki dalam hubungan bercinta. wajar saja karena posisi ini bisa membuat perempuan merasakan yang namanya kenikmatan "SENSASIONAL" yang luar biasa dalam berhubungan seksual secara spontan. Dan Jika POSISI ini membuat anda mendapatkan Kepuasan SEKS, MAKA ANDA HARUS MENGUNGKAPKAN HAL INI PADA PASANGAN ANDA. Jika sang suami tercinta mengabulkan keinginan anda maka anda jangan EGOIS anda harus memahami keinginan suami, karena kepuasan dalam hal berhubungan intim bukanlah milik perorangan , melainkan milik bersama dengan pasangan anda. Jadi andapun harus berbagi KEPUASAN dengan Pasangan anda.

Mengenai Posisi bercinta, banyak yang bisa anda eksplorasi untuk mendapatkan kenikmatan G-Spot. salah satunya juga sangat menguntungkan bagi perempuan saat melakukan hubungan seksual adalah posisi merangkak alias "DOGGY STYLE" atau Posisi anda menelungkup dengan bertumpu pada perut. dengan posisi tersebut maka G-Spot bisa tersentuh dengan mudah oleh MR. P saat bergesekan dengan dinding depan saluran MIS. V, Dimana lokasi G-Spot berada.

Posisi Misionaris (Perempuan Di bawah)pun sebenarnya bisa saja, anda cukup meletakkan satu atau dua bantal di bawah pinggul anda saat telentang. Pinggul yang sedikit terangkat akan membuat penis dengan leluasa mengeksplorasi G-Spot.

Nah.... semoga informasi tentang Cara bercinta di atas bisa menambah variasi dalam melakukan hubungan dengan pasangan anda, dan bisa selalu mendapatkan kepuasan/kenikmatan yang benar-benar sensasional dalam setiap acara bercinta.

Sejarah Orientalisme

Kita tidak tahu secara pasti siapa orang Eropa pertama yang memberikan perhatiannya terhadap studi-studi ketimuran dan kapan pula waktunya. Namun yang jelas ialah bahwa beberapa orang rahib Barat pernah datang ke Andalusia di masa kejayaannya. Mereka belajar di sekolah-sekolah yang ada di sana, menerjemahkan al-Qur’an serta buku-buku yang berbahasa Arab ke dalam bahasa-bahasa mereka. Dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, khususnya di bidang filsafat, kedokteran dan ilmu-ilmu pasti.

Yang paling pertama di antara mereka adalah rahib Jerberi yang terpilih menjadi Paus di Roma pada tahun 999 M, setelah kembali dari studinya di Andalusia. Juga Pierrele Aenere (1156-1092), serta Gerard de Gremone (1187-1114). Setelah rahib-rahib tersebut kembali ke negerinya masing-masing mereka menyerbarluaskan kebudayaan Arab serta buah karya ulama-ulama terkenal. Dan mereka pun mendirikan akademi-akademi yang bergerak di bidang studi-studi ketimuran, seperti sekolah “Baduy” Arabi.

Menjelang pertengahan abad ke-19, bahwa literatur Barat menghantam Islam akarnya kembali pada pertengahan ideologis, historis, dan kultural antara Kristen dan Islam. Sedangkan pada abad ke-20, bahwa kaum missionaries adalah dengan mengklaim bahwa agama Kristenlah yang paling banyak berjasa bagi kemajuan yang telah diraih oleh dunia barat dengan berbagai faktor tersebut.

Perkembangan besar dalam sejarah dengan adanya peristiwa-peristiwa yaitu dengan munculnya gerakan kebangkitan yang mencapai puncaknya pada abad 15 yaitu pada masa Renaisance, di mana ilmu-ilmu Yunani dikembangkan dengan para ilmuwan muslim yang telah diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa-bahasa besar Eropa di bidang fisika, matematika, filsafat dan sebagainya. akan tetapi semua itu belum mampu mempengaruhi image sejarah, teologi, dan ajaran Islam di mata dunia Barat Kristen. Sedangkan peristiwa yang kedua, bahwa persatuan dunia Kristen dibawah kepemimpinan Gereja terganggu oleh lahirnya paham nasionalisme dan kepentingan ekonomi setelah lahirnya revolusi industri.

Dalam Islam dibangunkan oleh Perang Salib modern, ketika Jenderal Alleaby setelah merebut Yerusalem pada tahun 1917 dari Turki Usmani, dengan mengatakan : “today ended the crusade” (baru sekaranglah berakhir Perang Salib).

Faktor yang Mendorong Munculnya Orientalisme

Dr. Mustofa as-Siba’iy menerangkan hal-hal yang mendorong kaum orientalis barat untuk menyelidiki dan mempelajari tentang ketimuran yaitu sebagai berikut :

a. Dorongan keagamaan

Dorongan keagamaan, maka kaum orientalis yang terdahulu telah memanfaatkan hasil penelitiannya tentang agama Islam dan yang berhubungan dengan agama Islam, secara positif dan negatif. Dan banyak melontarkan hasil penelitian yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan membawa pengaruh yang jelek.

b. Dorongan penjajahan

Ketika berakhirnya Perang Salib, dengan kekalahan kaum Salib, pada saat itu merupakan perang agama dan pada hakekatnya perang penjajahan, orang-orang Barat tidak mudah putus asa untuk kembali menduduki negeri-negeri Arab dan orang Islam. Sewaktu kekuatan militer dan politik sudah berada dalam tangan mereka, lalu di antara yang mendorong orientalisme itu ialah untuk melemahkan perlawanan jiwa dan cita-cita dari kaum muslimin.

c. Dorongan perniagaan dan ekonomi

Dorongan ini nyata sekali bagi negeri-negeri industri yang memerlukan pasaran untuk melemparkan hasil industrinya. Mereka harus meneliti kesukaan negeri-negeri yang jadi sasarannya. Kaum orientalis yang terdorong penelitiannya tentang Timur oleh dorongan ekonomi dan perniagaan, harus bekerja keras, agar tidak ketinggalan. Mereka harus menempuh cara-cara baru yang menguntungkan kedua pihak atau segala pihak, dengan memberikan pinjaman, persahabatan dan sebagainya demi kepentingan ekonomi dan perniagaan.

d. Dorongan politik

Dorongan ini menonjol pada masa sekarang sesudah negeri-negeri Islam dan negeri-negeri Timur umumnya mencapai kemerdekaannya. Pada masa sekarang, setelah berkembang blok timur dan blok barat, maka masing-masing dari mereka berusaha mempengaruhi akan masyarakat di mana mereka ditempatkan untuk keuntungan politik dari negaranya.

e. Dorongan ilmiah

Dr. Mustafa as-Siba’iy menerangkan lebih lanjut, bahwa golongan yang didorong oleh dorongan ilmiah, sangat sedikit yang salah pemahamannya tentang Islam dan peninggalan Islam. Karena mereka tidak sengaja untuk menyelewengkan agama Islam dan memasukkan yang bukan-bukan ke dalam Islam.

Tokoh-tokoh Orientalisme dan Karya-karyanya

Berikut ini secara khusus dikemukakan beberapa tokoh orientalis yang dapat mewakili tokoh-tokoh orientalisme besar, yaitu di antaranya :

a. Christian Snouck Hurgronje (1857-1936)

Christian berasal dari Belanda, di sekolah menengah selama 5 tahun di Breda, ia masuk di fakultas Theology Universitas Leiden. Setelah itu ia masuk ke jurusan sastra dengan gelar doktor dengan promosi “cum laude” pada 24 November 1880.

Karyanya yang berjudul “De Atjehers” (Penduduk Aceh) dalam 2 jilid pada tahun 1893-1894. Dalam buku disertasinya “Het Mekka anche Feest” dia menerangkan arti haji dalam Islam, asal-usulnya, dan tradisi yang ada di dalamnya. Kemudian mengakhiri tulisannya dengan kesimpulan bahwa haji dalam Islam merupakan sisa-sisa tradisi Arab jahiliyah.

b. Harry St. John Philby (1885-1960)

Ia adalah seorang orientalis berkebangsaan Inggris yang mempunyai jiwa imperialisme sangat menonjol dan membenci Islam, sehingga dipandang banyak berjasa kepada pemerintah kolonial Inggris. Dia dilahirkan di Srilangka, dan ia lulus dari Universitas Oxford pada jurusan bahasa-bahasa Timur pada tahun 1908. Philby kemudian mendapatkan tugas untuk menerbitkan harian “Jaridatul Arab” (Arab News) di Bagdad tahun (1917). Karyanya yaitu Arabian Days terbitan tahun 1948.

c. Evariste Leri Provencal (1894-1956)

Ia adalah seorang orientalis Prancis berdarah Yahudi, yang berjiwa imperialis, dan berprofesi seorang guru besar. Dia lahir dari sebuah keluarga Yahudi di Aljier ibu kota Aljazair, Afrika Utara, ia tumbuh dalam lingkungan Yahudi dan belajar di Universitas Aljier. Karya-karya yang ditulis yaitu “Sejarah Spanyol Islam”, pada tahun 1953.

d. Fritz Krenkov (1872-1953)

Lahir di Jerman bagian utara, namun dibesarkan di Inggris dan mendapat kewarganegaraan. Karyanya sendiri seperti, Persatuan dalam Islam (1927), Sastra Rakyat Arab (1928), dan beberapa karya terjemahan.

e. Blachere (1900-1973)

Ia belajar di sekolah menengah atas di kota Casablanca (Darul Baidha) Marokko. Dia memasuki fakultas Adab pada Universitas Aljier (1922). Karya Blachere banyak sekali jumlahnya, baik mengenai kesusastraan maupun ke-Islaman, di antaranya, Biografi al-Walid Raja Dinasti Umayyah (1935), Perdana Menteri Penyair, Ibnu Zamrah (1937), Tarikh al-Adab al-Arabi (Sejarah Kesusastraan Arab) di tulis dalam bahasa Perancis terbitan tahun 1952.

f. Louis Massignon (1883-1963)

Ia banyak belajar dari tokoh-tokoh orientalis berbahaya seperti orientalis Hongaria Goldziher. Selama 3 tahun ia mengadakan studi lapangan mengenai keadaan sosial dan politik dunia Islam hingga tahun 1954. Kemudian meneruskan perjalanannya ke Kairo pada tahun 1906-1909, dan belajar di al-Azhar. Karyanya La Passion d’ al-Hallaj, Martyr Mystique de I’Islam, Aliran Sufi al-Hallaj (1909), al-Hallaj (1911), Sejarah Pengumpulan Rasari Ikhwan ash-Shafa (1913), Sejarah Ilmu Pengetahuan Kalangan Bangsa Arab (1957), dan lain-lain.

g. Abdul Kareem Germanus (lahir 1884)

Ia lahir di Budapest pada tahun 1884. Kemudian menjadi anggota staff lembaga penelitian di Kairo tahun 1956-1963 di Baghdad. Karyanya Pengaruh Turki dalam Sejarah Islam (1932), Studi tentang Susunan Bahasa Arab (1954), Syair Arab Pilihan (1962).

h. David Santillana (1855-1931)

Ia adalah seorang orientalis politis dan akademis berdarah Yahudi. Karyanya at-Tamhid li Tarikh al-Falsafah al-Islamiyah (Pengantar Filsafat Islam), terbit di Kairo tahun 1904.

Kesimpulan

Bahwa dari sejarah orientalisme itu ada beberapa faktor yang mendorong munculnya orientalisme dan dimulai dari Perang Salib yang berawal dari konflik yang terjadi antara Islam-Kristen di Palestina (Jerussalem).



DAFTAR PUSTAKA
Dr. Musthafa as-Siba’ie, Akar-Akar Orientalisme, alih bahasa oleh Ahmadie Thaha, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1983.
Mutolah Maufur, M.A., Orientalisme Serbuan Ideologis dan Intelektual, Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 1995.
Prof. H. Ismail Jakub, S.H., Orientalisme dan Orientalis, Faizan, Surabaya, 1983.

Rabu, 03 April 2013

Konsep Pemikiran Filsuf Muslim tentang Pendidikan


I. PENDAHULUAN
Seorang filosof yang lahir dan di besarkan dalam keluarga muslim akan di namakan seorang muslim, akan tetapi pandangan dan kepercayaannya mungkin saja bid’ah inilah yang di sebut dengan “filusuf muslim”. Filusuf Islam adalah orang yang mengambil inspirasinya dari al-Qur’an dan sunah, serta pandangan-pandangan filsafatnya sesuai sepenuhnya dengan pandangan-pandangan yang di uraikan dalam al-Qur’an dan sunah tersebut.
Filusuf Muslim lahir berkat masuknya pemikiran Yunani kedalam pemikiran Arab. Hanya melalui penerjemahan pengetahuan Yunani kedalam Bahasa Arablah kaum muslim di rangsang dan di paksa berfikir, oleh karena itu banyak ajaran dan kepercayaan yang sampai kepada bangsa Arab melalui karya-karya itu. Adapun karya-karya itu bertentangan dengan dasar-dasar agama Islam.
Para filusuf muslim membedakan antara ilmu yang berguna dan ilmu yang tak berguna dan kedalam ilmu yang berguna mereka memasukkan ilmu duniawi. Adapun tujuan para filusuf muslim adalah untuk memberikan kepada dunia suatu saran akan tetapi kesatuan kosmos yang tidak hanya memuaskan pikiran akan tetapi juga perasaan keagamaan.[1]

II. PEMBAHASAN
Pada pemaparan makalah ini akan membahas para filusuf muslim mengenai pendidikannya. Adapun para filusuf muslim itu adalah :
1. Al-Ghazali
Nama aslinya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Ia lahir di Thus tahun 450 H/ 1058 M.[2]
Pemikiran al-Ghazali mengenai pendidikan adalah proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang di sampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran tersebut menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia yang sempurna.
Batas awal berlangsungnya pendidikan menurutnya sejak bersatunya sperma dan ovum sebagai awal kejadian manusia. Sedangkan batas akhir pendidikan itu orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu berserikat pada kebajikan dan menusia lain adalah bodoh dan tak bermoral.[3]
Konsep pendidikan al-Ghazali :
a. Tujuan pendidikan
Ada 2 tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan
Tercapainya kesempurnaan insani bermuara pada pendekatan diri kepada Allah.
Kesempurnaan insani yangg bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Kurikulum
Menurutnya ilmu yang paling utama adalah ilmu agama dengan segala cabangnya, karena ia hanya dapat dikuasai melalui akal yang sempurna dan daya tangkap yang jernih. Dalam kurikulum al-Ghazali mementingkan sisi yang faktual dalam kehidupan, sisi budaya.
c. Metode pengajaran
Berdasarkan prinsip yang mengatakan bahwa pendidikan adalah sebagai kerja yang memerlukan hubungan yang erat antara 2 pribadi, yaitu guru dan murid. Dengan demikian faktor keteladanan yang utama menjadi bagian metode pengajaran yang amat penting.
d. Kriteria seorang guru yang baik
Menurutnya bahwa guru yang dapat diserahi tugas mengajar adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya, serta mempunyai rasa kasih sayang.
2. Ibnu Sina
Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina (370/980 - 428/1037), dalam banyak hal unik selang diantara para filosof muslim ia tidak hanya unik tapi juga memperoleh penghargaan yang semakin tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filosof besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci yaitu suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim selama beberapa abad.[4]
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali Huseyn bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Siena. Lahir di dalam masa kekacauan pada bulan Safar 370 H / Agustus 910 M di desa Afshanah dekat kota Kharmaitan, kabupaten Baikh, wilayah Afganistan propinsi Bukhara (Rusia). Ibunya bernama Asfarah, ayahnya Abdullah seorang gubernur dari suatu distik di Bukhara pada masa Samaniyyah-Nuh II bin Mansur.[5]
Sejarah mencatat bahwa Ibnu Sina memulai pendidikannya kali pertama kali dipelajari adalah membaca al-Qur’an. Konsep pendidikan Ibn Sina :[6]
a. Tujuan pendidikan
Menurutnya harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna yaitu perkembangan fisik, intelektual, dan budi pekerti. Selain itu juga diupayakan untuk mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan, dan potensi yang dimiliki. Melalui pendidikan jasmani, seorang anak diarahkan agar terbuka pertumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya. Sedang pendidikan budi pekerti diharapkan seorang anak memilki kebiasaan bersopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Dengan pendidikan kesenian seorang anak diharapkan dapat mempertajam perasaannya dan meningkatkan daya khayalnya membetuk manusia menjadi insan kamil yaitu manusia yang terbina seluruh potensi dirinya secara seimbang dan menyeluruh.
b. Kurikulum
Konsep kurikulumnya didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik, misalnya usia 3 – 5 tahun diberi mata pelajaran olahraga, budi pekerti, kebersihan, seni suara, kesenian, untuk usia 6 – 14 tahun mencakup pelajaran membaca dan menghafal al-Qur’an, palajaran agama, pelajaran syair, pelajaran olahraga.
Ciri konsep kurikulum Ibnu Sina :
Tidak hanya terbatas pada sekedar sejumlah mata pelajaran, melainkan disertai dengan penjelasan tentang tujuan dari mata pelajaran, dan kapan mata pelajaran itu harus diajarkan.
Didasarkan pada pemikiran yang bersifat pragmatis fungsional, yakni dengan melihat segi kegunaan dari ilmu dan keterampilan yang dipelajari dengan tuntutan masyarakat.
Dipengaruhi oleh pengalaman yang terdapat dalam dirinya.
c. Metode pengajaran
Metode yang ditawarkan : metode talqin, demonstrasi, pembiasaan, teladan, diskusi.
d. Konsep guru
Konsep guru yang ditawarkan adalah tentang guru yang baik, dimana guru yang baik adalah guru yang berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih dan suci murni.
e. Konsep hukuman dalam pengajaran
Hukuman hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa atau tidak normal.
3. Ibnu Taimiyah[7]
Nama lengkapnya Taqiyuddin Ahmad bin Abd al-Halim bin Taimiyah, lahir di kota Harran, hari senin, 10 Rabiul Awal 661 H / 22 Januari 1263 M.
Konsep pendidikannya :
a. Falsafah pendidikan
Dasar yang digunakan adalah ilmu yang bermanfaat sebagai asas bagi kehidupan yang cerdas dan unggul, dengan ilmu pengetahuan seseorang dapat mengenal Allah, beribadah, memuji dan meng-Esakan-Nya, dapat juga diangkat derajatnya dan menjadi ummat yang kokoh.
b. Tujuan pendidikan
Tujuan individual
Diarahkan pada pembentukan pribadi muslim yang baik yaitu seseorang yang berfikir, merasa dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan pada setiap waktu dengan apa yang diperintahkan al-Qur’an dan as-Sunah.
Tujuan sosial
Diarahkan pada terciptanya masyarakat yang baik yang sejalan dengan al-Qur’an dan as-Sunah.
Tujuan da’wah Islamiyah
Mengarahkan umat agar siap dan mampu memikul tugas da’wah Islamiyah ke seluruh dunia.
c. Kurikulum
Kurikulum yang utama yang harus diberikan kepada anak didik adalah mengajarkan putra-putri kaum muslimin sesuai dengan yang diajarkan Allah kepadanya, dan mendidik agar selalu patuh dan tunduk kepada Allah dan Rasulnya.
d. Bahasa pengantar dalam pengajaran
Mewajibkan penggunaan bahasa Arab dalam pengajaran dan percakapan karena bahasa Arab merupakan bahasa yang mulia.
e. Metode pengajaran
Metode yang digunakan adalah ilmiyah dan metode iradah. Pemikirannya bahwa hati merupakan alat untuk belajar, hatinya yang mengendalikan anggota badan dan mengarahkan jalannya.

III. KESIMPULAN
Memang ketika kita berbicara mengenai ilmu pengetahuan pasti tidak lepas dari akal karena melalui akal pikiranlah suatu ilmu pengetahuan itu dimunculkan, akan tetapi semua itu tidak terlepas dari faktor lingkupnya tempat dimana dia berada.
Masing-masing pemikirannya berbeda-beda antara filusuf yang satu dengan filusuf yang lainnya. Akan tetapi pada intinya adalah satu yaitu menuju kearah perkembangan ilmu pengetahuan.
Setelah melihat uraian yang ada di atas, dapat sisimpulkan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia yang tidak luput dari ilmu pengetahuan yang tumbuh melalui akal pikiran sehingga tercapai sesuatu yang diinginkan dan tidak mengandalkan dari keturunannya untuk dapat meraih cita-citanya dengan pemikirannya itu misalnya Ibnu Sina menemukan ilmu kedokterannya.



DAFTAR PUSTAKA
Akhyar Dasoeki, Thawil, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam, Toha Putra, Semarang, 1993.
Ibn Rush, Abidin, Pemikiran al-Ghazali Tentang Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998.
Nata, Abudin, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, Rajawali Pers, Jakarta, 1993.
___________, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
Qadir, C. A., Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam, Yayasan Obor IndonesiaJakarta, 1991.
Syarif, M. M., Para Filosof Muslim, Mizan, Bandung, 1996.




[1] C. A Qadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam, Yayasan Obor IndonesiaJakarta, 1991, hlm.15
[2] Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, Rajawali Pers, Jakarta, 1993, hlm.95
[3] Abidin Ibn Rush, Pemikiran al-Ghazali Tentang Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.53
[4] M. M. Syarif, Para Filosof Muslim, Mizan, Bandung, 1996, hlm.11
[5] Thawil, Akhyar Dasoeki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam, Toha Putra, Semarang, 1993, hlm.34
[6] Dr. H. Abudin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm.67
[7] ibid, hlm.129