Selasa, 16 April 2013

Hikmah dan Tujuan Kisah dalam Al Qur’an

Kisah-kisah dalam al qur’an secara umum bertujuan kebenaran dan semata-mata tujuan keagamaan. Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang ada maka tujuan-tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
  1. Salah satu tujuan cerita itu adalah menetapkan adanya wahyu dan kerasulan
  2. Menerangkan bahwa agama semuanya dari Allah, dari masa nabi Nuh sampai dengan masa Nabi Muhammad saw, bahwa kaum muslimin semuanya merupakan satu umat , bahwa Alah Yang Maha Esa adalah Tuha bagi semuanya .
  3. Agama itu semuanya adasrnya satu dan itu semuanya dari Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Menerangkan bahwa cara yang ditempuh oleh nabi-nabi dalam berdakwah itu satu dan sambutan kaum mereka terhadap dakwahnya itu juga serupa.
  5. Menerangkan dasar yang sama antara agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dengan agama nabi Ibrahim As, secara khusus dengan agama-agama bangsa-bangsa Israel pada umumnya dan menerangkan bahwa hubungan ini lebih erat daripada hunbungan yang umum antara semua agama. [Muhammad Chrizin, al-Qur’an dan Uluml Qur’an, Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1998, hlm. 120-121]
Hikmah paling utama dan pelajaran paling penting yang dapat diambil dari kisah al Qur’an adalah peringatan tentang berlakunya hukum Allah dalam kehidupan sosial serta pengaruh baik dan buruk dalam kehidupan manusia. Salah satu yang diperhatikan yaitu kenyataan adanya perbedaan mencolok antara kisah dalam al Qur’an dengan kisah yang diketengahkan oleh para ahli tafsir.[Asy-Syurbashi, Sejarah Tafsir Al-Qur’an, Pustaka Firdaus, Jakarta, cet.I, 1994, hlm. 60] Kisah-kisah al Qur’an bersifat pasti dan tidak mungkin disangkal. Sedangkan kisah-kisah al Qur’an dari para ahli tafsir ada yang benar, tapi ada pula yang mengandung unsur kebohongan. Tinggal bagaimana kita menyikapi masing-masing penafsiran.
Kisah dalam al Qur’an mengandung beberapa hikmah yang dapat diambil sebagai pelajaran. Faedah itu antara laian adalah :

  1. Menjelaskan dasar-dasar dakwah Allah dan menerangkan pokok-pokok syariat yang disampaikan para Nabi
  2. Memantapkan hati Rasulullah saw dan umatnya dalam mengamalkan agama Allah (Islam) dan menguatkan kepercayaan para mukmin tentang akan datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-orang yang sesat.
  3. Mengabadikan usaha-usaha para nabi dan peringatan bahwa para nabi terdahulu adalah benar.
  4. Menampakkan kebenaran nabi Muhammad saw, dalam dakwahnya, dengan tepat beliau menerangkan keadaan umat-umat terdahulu
  5. Menyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab yang telah menyembunyika isi kitab mereka yang murni dan mengoreksi pendapat mereka
  6. Menanamkan akhlakul karimah dan budi yang mulia
  7. Menarik perhatian para pendengar yang diberikan pelajaran kepada mereka
  8. Menanamkan pendidikan akhlakul karimah dan mempraktekkannya, karena keterangan kisah-kisah yang baik itu dapat meresap dalam hati nurani dengan mudah dan baik, serta mendidik untuk meneladani yang baik dan menghindari yang jelek. [Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu, Surabaya, 2000, hlm. buka sendiri di perpus ya]
Sayid Qutub menerangkan tentang kisah-kisah dalam al Qur’an secar umum bertujuan akan kebenaran dan semata-mata tujuan keagamaan. Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang ada maka tujuan-tujuan tersebut dapat dirnici sebagai berikut :
  1. Salah satu tujuan cerita itu adalah menetapkan adanya wahyu dan kerasulan
  2. Menerangkan bahwa agama semuanya dari Allah, dari masa Nabi Nuh sampai denan masa Nabi Muhammad saw, bahwa kau muslimin semuanya merupakan satu umat, bahwa Allah Yang Maha Esa adaalah Tuhan bagi semuanya.
  3. Agama itu semuanya dasarnya satu dan itu semuanya dari Tuhan Yang Maha Esa
  4. Menerangkan bahwa cara yang ditempuh oleh Nabi-Nabi dalam berdakwah itu satu dan sambutan kaum mereka terhadap dakwahnya itu juga serupa.
  5. Menerangkan dasar yang sama antara agama yang diajarkan oleh Nabi Mauhammad dengan agama Nabi Ibrahim as, secara khusus , dengan agama-agama bangsa Israil pada umumnya dan menerangkan bahwa hubungna ini lebih erat dari pada hubungan yang umum antara semua agama. [Sayyid Qutub, Seni Penggambaran Dalam Al-Qur’an, terj. Chadijah Nasution, Nur Cahaya, Yogyakarta, 1981, hlm. 138]
Anda sedang membaca artikel tentang Hikmah dan Tujuan Kisah dalam Al Qur’an

InsyaAllah artikel selanjutyna tentang:
Relevansi Kisah Dalam Al Qur’an dengan Sejarah Peradaban Dunia

Baca juga artikel sebelumnya: [Kisah Dalam Al Qur’an]