Rabu, 25 April 2012

Kontrol dalam penelitian Eksperimental

Kontrol merupakan salah satu cirri penelitian ilmiah. Dibandingkan dengan penelitian lain, dalam penelitian eksperimental kontrol memiliki peranan sangat krusial disini. Kontrol berarti peneliti dapat memunculkan atau tidak memunculkan apa yang diinginkannya dalam penelitian. Kontrol penelitian menyangkut tentang variable bebas dan variable terikat.
Seperti yang telah diketahui, manipulasi terhadap variable bebas merupakan cirri khas dari penelitian eksperimental yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian jenis lainnya. Dalam konteks ini control terhadap VB sebenarnya merupakan manipulasi peneliti terhadap VB dengan sedemikian rupa sehingga perbedaan kondisi antar kelompok control dan kelompok eksperimen semaksimal mungkin (prinsip pertama dari maksminkon) selain itu control juga dapat memperjelas pengaruh VB terhadap VT.



Teknik Control Tehadap Variable Sekunder
Kontrol terhadap variable sekunder berarti menghilangkan pengaruh variabel sekunder terhadap variabel terikat. Kontrol ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara umum, ada enam cara yang dapat dilakukan antara lain : randomisasi, eliminasi, konstansi, VS yang dijadikan VB kedua, kontrol statistik, dan counterbalancing.

1. Randomisasi

Randomisasi atau random assignment adalah prosedur memasukan secara acak subjek pada sampel penelitian kedalam setiap kelompok penelitian (dalam hal ini kelompok eksperimen Dan kelompok kontrol ) sehingga keduanya dapat dianggap setara sebelum dilakukan manipulasi.

2. Eliminasi

Cara selanjutnya untuk mengotrol variabel sekunder slanjutnya dan menghilangkan pengaruhnya adalah dengan menghilangkan atau meniadakan variabel sekunder itu sendiri saat merancang penelitian. Walaupun demikian, tidak semua variabel sekunder dapat dihilangkan. Oleh karena itu, teknik kontrol itu sendiri terbatas penggunaannya.

3. Konstansi

Teknik konstansi disebut juga teknik balancing (McGuian, 1990). Teknik konstansi berarti menghilangkan pengaruh VS terhadap VT dengan tidak menghilangkan VT dalam penelitian. Teknik kontrol ini dapat dilakukan pada penelitian berdesain between subjek maupun berdesain within subjek.

3.1. Konstansi kondisi
Agar perbedaan VT pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bukan disebabkan kondisi (selain VB) maka kondisi pada kedua kelompok tersebut haruslah sama. Teknik konstansi dapat digunakan apabila teknik eliminasi tidak bisa digunakan.

3.2. Konstansi karakterisik subjek
Konstansi karakteristik subjek dilakukan dengan menyamakan karakteristik subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Ada dua teknik untuk mencapai konstansi karakteristik subjek penelitian, yaitu matching dan blocking. Matching dilakukan dengan mengurutkan nilai atau skor dari suatu karakteristik (sebagai VS) untuk setiap subjek, kemudian dibuat pasangan berdasarkan urutan tersebut. Sedangkan blocking menyetarakan kelompok penelitian yang terlibat dengan menyamakan jumlah subjek yang memiliki kategori dari VS yang sama. Blocking tidak membutuhkan nilai atau skor VS dari setiap subjek melainkan hanya kategorinya saja.

4. Variabel sekunder dijadikan variabel bebas kedua

Seringkali variabel sekunder tidak bisa dihilangkan atau bahkan peneliti yang tidak mau menghilangkan karena memang ingin melihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, variabel sekunder dapat dimasukankedalam penelitian sebagai variabel bebas kedua untuk dapat dilihat bersama dengan variabel bebas bagaimana pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sama VB pertama, VS harus variabel kategori apabila ingin dijadikan VB kedua( bila variabel kontinyu harus diubah menjadi variabel kategori).

5. Kontrol statistik

Teknik ini berbeda dengan teknik-teknik sebelumnya. Dalam teknik ini, VS sudah mempengaruhi VB terlebih dahulu kemudian dikontrol secara statistik, yaitu dengan mengeluarkan pengaruh VS dengan menggunakan perhitungan statistik.

6. Counterbalancing

Counterbalancing digunakan untuk mengontrol efek urutan (sequencing effect), yang timbul akibat dari pembrian beberapa perlakuan terhadap masing-masing subjek penelitian. Oleh karena itu, teknik ini hanya bisa digunakan pada penelitian berdesain within subjek.

6.1. Intrasubjek counterbalancing
Teknik counterbalancing ini dilakukan untuk mengontrol efek urutan dengan memberikan setiap subjek perlakuan pada suatu urutan dengan memberikannya lagi dengan urutan yang terbalik. Kelemahan dari teknik ini adalah membutuhkan waktu yang lebih banyak dan lama.

6.2. Intragroup counterbalancing
Kelemahan dari teknik intrasubjek counterbalancing dapat diatasi dengan menggunakan teknik intra group counterbalancing. Teknik ini berusaha mengotrol efek urutan melalui kelompok bukan subjek. Sehingga, teknik ini lebih efisien karena urutan perlakuan yang berbeda diberikan kepada kelompok yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar