Selasa, 29 Mei 2012

Wahdatul Wujud Bukan Paham Panteisme

Tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dan dekat dengan Tuhan, sehingga dirasakan bahwa seseorang sedang berada di hadirat-Nya. Ajaran tasawuf yang berkembang pada masa permulaan dapat dikategorikan sebagai mistik pertama, tipe ini sangat identik dengan paham wahdatul wujud atau wujudiyah, yang merupakan pengembangan teori Tajaliyah Ibn Arabi. Doktrin wahdatul wujud terpusat pada ajaran tentang penciptaan alam, dan manusia melalui penampakan diri Tuhan dalam tuju martabat. Ajaran tasawuf yang dianut umat Islam mempunyai pandangan yang bercorak panteisme. Namun, sepertinya Teori-teori yang berkembang tentang teori wahdatul wujud sering dianggap sebagai faham panteisme. Pandangan ini merupakan hasil dari dikotomi konsepsi filsafat disebut monoisme, yaitu konsepsi yang berpendapat bahwa Tuhan dan alam adalah satu.

Wahdatul Wujud Bukan Panteisme
Berbicara tentang Hulul, wahdatul Wujud, Ittihad, tidak lepas dari pembahasan tentang tauhid, seberapa jauh memaknai Syahadat (لا اله الا الله).



Teori Tajalliyat merupakan konsep dasar Wahdatul Wujud,

Dalam teorinya tentang tajalli, Ibnu ‘Arabi berpandangan bahwa dzat Tuhan yang mujarrad  (unik) dan transendental (abstrak, gaib) itu bertajalli dalam tiga martabat melalui sifat dan asma-Nya, yang pada akhirnya muncul dalam berbagai wujud empiris.

Tiga martabat tersebut adalah:

1.      Martabat ahadiyyah, wujud Tuhan merupakan dzat yang mutlak lagi mujarrad, tidak bernama dan tidak bersifat. Sehingga tidak dapat dipahami ataupun dikhayalkan.

2.      Martabat wahidiyyah adalah penampakan pertama (ta’yun awal) atau juga disebut tajalli dzat pada sifat atau faidh aqqad (limpahan paling suci). Dalam martabat ini, dzat yang mujarrad  itu bertajalli melalui sifat dan asma-Nya.

3.      Martabat syuhudi, disebut juga faidh muqaddas dan ta’ayyun sani. Pada martabat ini Allah bertajalli melalui sifat dan asma-Nya dalam kenyataan empiris.
Maka tidak benar jika Wahdatul Wujud  Ibnu Arabi dimasukkan dalam Paham Panteisme, sebab konsep dasar pertama dari filsafat Ibn ‘Arabi adalah pengakuan bahwa hanya ada dzat tunggal saja, dan tidak ada yang mewujud selain itu.
لا هى هو ولا هى غيره
dicontohkan bahwa Seorang Aktor muncul di TV, apakah gambar di TV itu Aktor? (jika jawaban YA, jawaban itu salah karena gambar itu bukan dia. Jika jawaban TIDAK, jawaban tetap salah karena gambar itu adalah dia.) Gambar di TV itu tidak lain adalah manifestasi dari actor tersebut. Satu orang tetapi termanifestasi pada siaran TV dimana sinyal tertangkap.

baca pandangan ini menurut Dr. Azhari Noer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar