Rabu, 06 Juni 2012

Alfred Adler: Teori Psikoanalisis dan psikologianalisis

Psikoanalisis dan psikologianalisis sangat dipengaruhi oleh pandangan positivisme yang mendasari fisiko dan biologi pada abad ke-19. Manusia dipikirkan sebagai sistem kompleks energi yang memelihara diri dengan tujuan mempertahankan diri dan mempertahankan jenis menurut hukum evolusi, berbagai proses psikologis terjadi untuk mencapai tujuan ini.
Di samping fikiran seperti yang digambarkan di atas itu, pada akhir abad 19, juga terdapat arah pikiran yang lain, yang terutama dipengaruhi oleh sosiologi dan antropologi yang sedang berkembang pesat pada dewasa itu. Menurut ilmu-ilmu sosial ini, manusia adalah terlebih-lebih hasil masyarakat di mana ia hidup, manusia adalah terutama makhluk sosial dari pada makhluk biologis, sedikit demi sedikit pandangan ini makin meresap ke dalam psikologi dan mendewasakan psikologi dan akhirnya mempengaruhi kepribadian. Salah satu teori kepribadian yang memakai cara pendekatan psikologi sosial adalah individual psikologi yang didirikan oleh Adler.
Alfred Adler lahir di Wina pada tahun 1870. Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran pada Universitas Wina pada tahun 1895. Mula-mula ia mengambil spesialisasi dalam Ophthalmology, dan kemudian dalam lapangan psikiatri. Mula-mula bekerja sama dengan Freud dan menjadi anggota, yang akhirnya menjadi Presiden “Masyarakat Psikoanalisis Wina”, namun dia segera mengembangkan pendapatnya yang menyimpang dari Freud, yang akhirnya ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden serta dari keanggotaan “Masyarakat Psikoanalisis Wina”, dan mendirikan aliran baru yang diberi nama individual psychologic (pada tahun 1911).
Sejak tahun 1935 Adler menetap di Amerika Serikat, di sama ia melanjutkan prakteknya sebagai ahli penyakit syaraf dan juga menjadi guru besar dalam psikologi media di Long Island College of Medicine. Dia meninggal di Scotland pada tahun 1937.
Pokok-pokok Teori Adler
Teori Adler dapat difahami lewat pengertian pokok yang dipergunakannya untuk membahas kepribadian. Adapun teori-teori Adler adalah sebagai berikut :
1. Individualitas sub Pokok Persoalan
Adler memberi tekanan kepada pentingnya sifat khas kepribadian yaitu individualitas kebulatan seta sifat-sifat pribadi manusia, menurutnya setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, serta nilai-nilai yang khas. Tiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang membawakan corak khas gaya kehidupannya yang bersifat individual.
2. Pandangan Teologis Finalisme Semu
Sehabis memisahkan dari Freud, Adler lalu dipengaruhi oleh filsafat “seakan-akan” yang dirumuskan oleh Hans. Vai Hinger dalam bukunya Diet Philosophic des Als-Ob; Hans mengemukakan bahwa manusia hidup dengan berbagai macam cita-cita / fikiran yang semata-mata bersifat semu, yang tidak ada buktinya dalam realitas. Gambaran-gambaran yang semu demikian itu misalnya “semua manusia ditakdirkan sama” “kejujuran adalah politik yang paling baik”, tujuan mengesahkan alat dan sebagainya.
3. Dua Dorongan Pokok
Di dalam diri manusia terdapat 2 dorongan pokok, yang mendorong serta melatarbelakangi, segala tingkah laku yaitu :
a. Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak, yang mengabdi kepada masyarakat
b. Dorongan keakuan yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada aku sendiri
4. Rasa Rendah Diri dan Kompensasi
Sejak dia menjadi dokter, Adler telah menaruh perhatian terhadap fungsi-fungsi jasmani yang kurang sempurna, hal ini dirumuskan dalam organ minder word light at the psycho compensational. Mula-mula ia menyelidiki tentang kenapakah orang sakit menderita di daerah-daerah tertentu pada tubuhnya.
5. Dorongan Kemasyarakatan
Pada mulanya Adler mementingkan dorongan keakuan masalah rendah diri dan usaha menjadi superior, karena itu ia mendapat banyak kecaman dan akhirnya meluas pendapatnya dan mencakup juga dorongan kemasyarakatan dalam bentuk konkritnya, dorongan ini misalnya : berwujud kooperasi, hubungan sosial, hubungan antar pribadi, mengikatkan diri dengan kelompok dan sebagainya.
6. Gaya Hidup Littleneck
Gaya hidup adalah pengertian yang sentral dalam teori Adler, tetapi juga pengertian yang paling sukar dijelaskan. Gaya hidup ini adalah prinsip yang dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang tiap orang punya gaya hidup masing-masing, tiap orang mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai superioritas, tapi caranya beda-beda.
Arti Psikologi Individual
Psikologi individual mempunyai arti yang penting, sebab cara untuk memahami tingkah laku manusia, pengertian seperti gambaran semu, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup, diri yang kreatif, memberi pedoman untuk memahami semua manusia. Aliran ini tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian, tetapi memalingkan perumusan petunjuk, praktis untuk memahami sesama manusia. Karena itulah justru dalam teori Adler ini punya arti yang sangat penting, karena hal-hal berikut ini:
1. Penentuan-penentuan tujuan yang susila seperti
- ­Keharusan memikul tanggung jawab
- keberanian menghadapi kesukaran hidup
- mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan ke masyarakat.
2. Optimismenya dalam bidang pendidikan, lain dari hal tersebut, pendekatannya secara psikologi sosial berarti membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian.
Cara kemudian ini, kemudian banyak ditempuh oleh ahli-ahli lain seperti Erick Fromm (1941), Karen Homey, Henry Stack Sullivan (1953) dan lain-lain.
Pengaruh Adler
Telah dikemukakan bahwa di Amerika Serikat pengaruh Adler itu meluas berkat adanya “The American Society of Individual Psychology”, di Eropa sendiri murid-murid serta pengikutnya cukup banyak, salah satunya adalah Fritz Kunkel, dengan karya utamanya Wintering in dic Characterkunde. Kunkel berpegang teguh kepada dasar fikiran Adler, pendapatnya yang bersifat memperkaya individual psychologic juga dapat diikuti melalui pengertian pokok yang digunakannya, secara ringkas pendapat Kunkel itu adalah seperti yang dikemukakan berikut ini :
Dua dorongan pokok
Seperti Adler, Kunkel berpendapat bahwa kehidupan jiwa adalah dinamis dan dinamika ini dikarenakan oleh adanya dua dorongan yang saling bertentangan, yaitu :
1. Dorongan ke-aku-an (dorongan untuk mengabdi kepada aku / diri sendiri
2. Dorongan ke-kita-an (dorongan untuk mengabdi kepada kita umum / masyarakat)
Kedua dorongan tersebut ada dalam diri orang berbanding terbalik sesamanya, artinya makin besar ke-aku-an berarti makin kecil ke-kita-an dan sebaliknya. Orang yang bersifat ke-aku-an akan menilai segala sesuatu atas dasar sejauhmana hal yang dihadapi itu berguna bagi usahanya untuk mengejar idealnya / kepentingan ke-aku-an. Sedangkan orang yang bersifat ke-kita-an akan meninjaunya dari segi kemajuan kemanusiaan (sesama manusia).


DAFTAR PUSTAKA
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, CV. Rajawali, Jakarta, 1986.
Drs. Agus Sujanto, dkk., Psikologi Kepribadian, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar