Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.
Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa.
Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat.[1] Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.
Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara lain :
6. Psikosis
DAFTAR PUSTAKA
Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa.
Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat.[1] Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.
A. Pengertian Kesehatan Mental
Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata “mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.[2]
Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masyarakat yang membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang melingkupinya.
B. Dimensi Psikologis Kesehatan Mental
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sis jiwa manusia.[3]
1. Pengalaman awal
Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.
2. Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.
Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki.[4] Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.
C. Gangguan dan Penyakit Jiwa
1. Psikosomatik
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
2. Kelainan kepribadian
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya.
3. Retardasi mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang.
Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama.
4. Rasionalisasi
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
5. Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain.
Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan.
Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya meliputi :
v Disorganisasi proses pemikiran
v Gangguan emosional
v Disorientasi waktu, ruang
v Sering atau terus berhalusinasi
D. Terapi Gangguan Jiwa
Terapi di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar-benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk :
a. Terapi holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara menyeluruh
b. Psikoterapi keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama
c. Farmakoterapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh dokter dengan memberikan resep obat pada pasien.
d. Terapi perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya. Di antara gangguan psikis meliputi psikosomatik, kelainan kepribadian, retardasi mental, rasionalisasi, neurosis, dan psikosis, yang dari gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhinya meliputi pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh tersebut dibutuhkan terapi penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun psikisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta , 2001, cet.ke-1.
Moeljono Notosoedirjo, Latipun, Kesehatan Mental, Universitas Muhammadiyah Malang , 2000.
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, PT. Bulan Bintang, Bandung , 1986, cet ke-7.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2004, cet. ke-1.
[1] Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, PT. Bulan Bintang, Bandung , 1986, cet ke-7, hal. 75
[2] Moeljono Notosoedirjo, Latipun, Kesehatan Mental, Universitas Muhammadiyah Malang, 2000, hal. 23
[3] Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2004, cet. ke-1, hal. 153
[4] Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta , 2001, cet.ke-1, hal. 160
Tidak ada komentar:
Posting Komentar