Tujuan utama dakwah adalah menyeru manusia agar memiliki karakter yang baik atau berakhlak mulia. Adapun terbentuknya akhlak atau karakter terjadi pada masa usia dini melalui proses pengasuhan oleh orang tua atau parenting. Parenting memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak, maka untuk dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki karakter yang baik atau berakhlak mulia anak-anak harus mendapat pengasuhan yang baik. Oleh karena itu diperlukan para orang tua terutama kaum ibu yang memiliki kemampuan parenting yang baik. Akan tetapi realitas menunjukkan bahwa kaum ibu di Kota Bandung sebagian besar memiliki kemampuan parenting yang kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya orang tua yang masih menggunakan pola asuh atau tipe parenting otoriter yaitu sebanyak 86,7%.
Fenomena rendahnya kemampuan parenting kaum ibu di kota Bandung tersebut, mendasari perlu disusunnya model dakwah yang efektif dalam meningkatkan kemampuan parenting orang tua. Sebab jika para orang tua dibiarkan melakukan pengasuhan dengan tipe otoriter, maka akan terbentuk anak-anak yang memiliki karkakter dan kepribadiaan yang kurang baik. Padahal karakter atau akhlak mulia merupakan fondasi penting terbentuknya tatanan masyarakat yang aman damai dan tentram.
Bimbingan kelompok yang dalam isyad (Bimbingan Konseling Islam) dikenal dengan layanan fi’ah qolillah belum banyak digunakan dalam kegiatan dakwah. Maka peneliti mencoba menyusun program bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan parenting orang tua yang terdiri dari delapan sesi, dengan pokok bahasan: (1) Teknik memantau perilaku anak, (2) Berkomunikasi efektif dengan anak, (3) Menetapkan aturan dan batasan, (4) Menegakkan aturan tanpa benturan, (5) Menstimulasi tugas perkembangan anak, (6) Menjadi pendengar yang baik, (7) Bahasa Kasih, dan (8) Pujian efektif. Setelah melalui serangkaian uji coba model diperoleh hasil bahwa bimbingan kelompok yang dalam kegiatan isyad dikenal dengan dakwah fi’ah qolillah terbukti efektif meningkatkan kemampuan parenting para ibu yang ditandai dengan terjadinya perubahan pola asuh dari otoriter menjadi autoritatif. Maka model ini menjadi model dakwah pertama yang menggunakan metode bimbingan kelompok/ fiah qolillah sebagai salah satu strategi dakwah terhadap kaum ibu.