Tulisan ini saya culik dari postingan saudara Sururi Arrumbani di Grup WarkopMbahLalar entah dia dari mana.
Permainan Cilukba, dengan cara menutup muka sambil berkata, Ciluk........disusul Baa....bersamaan membuka tangan. Harapnnya anak-anak atau bayi yang sedang digoga bisa berkomunikasi, tersenyum atau kegirangan. Konon permainan ini berasal dari Bi Hun Ke (sekarang Bangkok, Thailand). Adalah seorang ratu yang mempunyai anak (masih bayi) dengan nama Chi Luk Thong Mi. Mungkin dianggap aneh, karena bayi ini susah tersenyum. Maka disuruhlah para pengemongnya untuk membuatnya tersenyum atau gembira. Maka dua orang pembantu melakukan permainan menutup wajah dengan tangan, kemudian yang satunya memanggil....Chi Luk......Baaaa !!! Ajaib, Chi Luk Thong Mimerespon dan memberikan sambutan gembira. Maka kebiasaan ini kemudian menjadi kebiasaan untuk ngudang bayi, bahkan sampai di sini dengan keragaman bahasa. Namun Cilukba adalah yang sangat populer.
Pandangan Psikologi
Menurut ahli psikologi, permainan cilukba dapat melatih bayi melakukan fokus, fokus pada wajah yang ditutup kemudian dibuka. Selain itu permainan cilukba melatih anak-anak dengan kondisi ada-kelihangan. Melatih ada ibunya dan tak ada ibunya yang ada disamping. Ketika Ciluk....tertutup dia dilatih kehilangan, kemudian dengan Baaa.... semua ada kembali. Rasa kehilangan dan keberadaan itu telah ditanamkan sejak dini, melalui permainan cilukba....Mungkin, bagi orang Jawa bukan itu kisahnya. Ciluk......dilik diluk..........baaa.... maka kemudian permainan ini tidak sekedar menutup wajah, tetapi sudah berkembang layaknya petak umpet.
Bagaimanapun permainan itu ada manfaatnya juga.... meski sekedar Cilukba....tapi kalau itu diterapkan bagi orang dewasa..... apa ya masih bermanfaat?