Senin, 29 Oktober 2012

Atambua 39 derajat Celcius Film Dokumenter Terbaik Indonesia

Atambua 39 derajat Celcius garapan Sutradara terbaik Indonesia Riri Riza diproduseri Mira Lesmana (Miles) merupakan Film Dokumenter bersetting di Kota Atambua.
Film yang pengambilan gambarnya dimulai pada April 2012 lalu tersebut berjudul Atambua 39 Derajat Celsius.

Film yang menyorot cerita penduduk di sisi perbatasan Atambua, Nusa Tenggara Timur, Indonesia dengan Timor Leste tersebut disebut-sebut sebagai film dengan biaya terendah yang pernah digarap oleh Mira Lesmana.

Atambua sendiri merupakan suatu daerah di Nusa Tenggara Timur yang mayoritas penduduknya berasal dari eksodus besar-besaran penduduk Timor Leste pada 1999. Hingga saat ini, masih ada sebagian penduduk yang diselimuti rasa trauma karena terpisah dari anggota keluarga yang memilih hidup di Timor Leste.

Sinopsis Atambua 39 Derajat Celcius berkisah soal seorang pemuda bernama Joao yang terpisah dari Ibunya sejak umur tujuh tahun karena dibawa sang Ayah, Ronaldo, pindah ke Atambua setelah referendum 1999. Sementara itu, Ibu dan dua adik Joao tinggal di Liquica, Timor Leste.

Setelah tinggal di Atambua, Joao menghabiskan waktu menjadi tukang ojek dan bermalas-malasan dengan gerombolan teman remajanya. Sementara itu, Ronaldo merupakan supir bus antar kota yang sering mabuk sampai akhirnya dipecat oleh atasannya. Ada pula Nikia, seorang gadis yang ada di Atambua guna menyelesaikan ritual duka kematian kakeknya dan kemudian menjadi dekat dengan Joao.

Tabloid Bintang pernah mengabarkan bahwa Atambua 39 Derajat Celsius ini dibuat dengan biaya Rp 1,2 miliar. Sebagai perbandingan, film Laskar Pelangi, yang juga merupakan hasil kolaborasi Riri Riza dan Mira Lesmana, dieksekusi dengan dana Rp 8 miliar.

Sebagian biaya untuk menggarap Atambua 39 Derajat Celsius didapat melalui situs pengumpulan dana massal dalam negeri, Wujudkan.com. Dari target Rp 300 juta, film tersebut berhasil menjaring Rp 312. 837.000 dari 102 donatur pada 31 Mei 2012.

Selain itu, kru film yang memiliki durasi 80 menit ini pun tidak besar, hanya empat belas orang dengan tambahan delapan penduduk asli Timor. Sekumpulan pemeran Atambua 39 Derajat Celsius juga merupakan penduduk asli Timor, bahkan bahasa yang digunakan pun merupakan bahasa asli Tetun dan Porto.

Patut digarisbawahi bahwa film ini juga sudah mendapat tempat untuk mengikuti kompetisi utama di festival film Tokyo yang telah diadakan pada 20 sampai 28 Oktober 2012 dan festival film Rotterdam pada 23 Januari hingga 3 Februari 2013.

Trailer Atambua 39 Derajat Celsius dapat disaksikan di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar